Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Anak Tunggal

Ini murni kisah gue sendiri. Gakbisa dibandingin sama orang lain. Kita bisa sama-sama anak tunggal tapi cerita kita pasti beda.  Well, anak gakbisa menentukan mau dilahirkan sama siapa. Begitupun orang tua gakbisa menentukan takdir bisa punya anak berapa. Sebelumnya, nyokap gue pernah hamil tapi keguguran. 3 tahun kemudian setelah itu lahirlah gue. Bisa dibilang gue "princess". Cucu pertama di keluarga bokap dan cucu perempuan pertama di keluarga nyokap. Life was beautiful, wasn't it? Gue menikmati masa indah jadi anak tunggal. Semua perhatian. Semua kesibukan. Tertuju ke gue. Tidak-ada-yang-lain. Hampir semua yang gue inginkan bisa gue dapetin (dengan usahanya sendiri). Karena sewajarnya reward tidak datang dengan "aku mau" tapi "mana usahanya?". Gue tidak tumbuh dengan kemanjaan. Dimarahin selalu jadi a childhood-friend to me. Gue tidur diatas jam 9, nonton TV di malam weekdays, ketauan sms sama cowo, main sore pulang kelamaan, maka

⚪️⚫️

Pernah gak sih merasa hidup lo abu-abu? Lo gaktau apa yang lagi lo rasain, apa yang ingin lo lakukan, dan apa kedepannya untuk hidup ini. Abu-abu dalam karir, percintaan, dan pasti kehidupan. Gue tau hidup gak akan selalu mulus, roda berputar, so do life too. Tapi kenapa ya? Setiap putaran hidup lagi dibawah gue selalu merasa gak akan mampu melewati ini semua. First word on my mind always "nyerah" padahal manusia kan gak mungkin dikasih masalah melebihi batas kemampuannya.  Dulu. Duluuu banget. Waktu SD. Kok bayangan gue masa depan itu indah dan bahagia ya? Gue kira life plan dari kecil akan berbanding lurus dengan usaha yang kita lakukan (yang katanya udah mati-matian dikejar). Ternyata hidup banyak kejutannya. Setiap beberapa tahun harus siap plan lain untuk membelokkan impian awal. Gagal katanya, tapi menurut gue lebih ke "bukan jalannya".  Di umur segini. Iya belum tua, gak muda juga. Punya 3 aspek yang masih berantakan padahal selalu jadi pertan